Merdeka Bernapas, Merdeka Bertugas

 


Penulis: Dini Putri Saraswati

 

Sudah 1,5 tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Namun, jumlah kasusnya semakin meningkat setiap harinya. Bahkan, pada pertengahan bulan Juli lalu sempat mengalami lonjakan yang sangat tinggi, yaitu 54.000 kasus dengan kasus kematian lebih dari 1.000 orang per hari. Beberapa rumah sakit di kota-kota besar di Jawa pun sudah di ambang kolaps karena minimnya ketersediaan tempat tidur dan tabung oksigen.

 

Peningkatan kasus yang signifikan ini memaksa pemerintah untuk segera mengambil tindakan, yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali sejak tanggal 3 Juli 2021 yang kemudian diperpanjang hingga tanggal 23 Agustus 2021. Sejumlah peraturan selama PPKM Darurat diberlakukan, mulai dari pelaksanaan work from home (WFH) dan school from home (SFH) 100% hingga penutupan pusat perbelanjaan, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya.

 

Di sisi lain, program vaksinasi Covid-19 sudah mulai dilakukan. Berbagai produk vaksin mulai berdatangan ke Indonesia, mulai dari Sinovac, AstraZeneca, hingga Moderna. Hingga saat ini, jumlah penduduk Indonesia yang telah divaksin telah mencapai 54 juta jiwa dengan 29 juta jiwa telah mendapatkan vaksin dosis kedua. Pendistribusian vaksin dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas tenaga kesehatan di urutan pertama, disusul oleh kelompok-kelompok rentan dan masyarakat umum. Pemberian vaksinasi diharapkan mampu menciptakan herd immunity atau kekebalan imunitas kelompok terhadap virus Covid-19.

 

Fenomena ini agaknya sejalan dengan pemikiran Michel Foucault tentang biopolitics di mana proses biologis manusia, seperti kelahiran dan kematian diregulasi penuh oleh negara. Ketika pandemi Covid-19 merebak, Indonesia telah berusaha untuk mengikuti anjuran dari World Health Organization (WHO) untuk menerapkan sejumlah protokol kesehatan sekaligus kebijakan-kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat. Tindakan ini merupakan implementasi dari biopolitics untuk mempertahankan kehidupan masyarakatnya dari pandemi Covid-19. Sedangkan, pemberian vaksinasi sesuai dengan skala prioritas menunjukkan bahwa pemerintah memiliki kontrol penuh terhadap kelompok-kelompok masyarakat mana saja yang berhak mendapatkan vaksinasi terlebih dahulu.

 

Sayangnya, ketimpangan dalam pendistribusian vaksin di Indonesia masih sangat tinggi. DKI Jakarta menempati posisi teratas sebagai provinsi yang menerima vaksin paling banyak; sekitar 103% warganya sudah divaksin. Hal ini, sungguh jauh berbeda jika dibandingkan dengan daerah lain, seperti Lampung yang baru sekitar 9%. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa salah satu tantangan Indonesia dalam pemerataan distribusi vaksinasi adalah minimnya ketersediaan vaksin di dalam negeri karena Indonesia masih bergantung kepada negara-negara pembuat vaksin, seperti Cina, Amerika Serikat, dan Inggris.   

 

Sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan vaksin, terutama di negara-negara berkembang, WHO beserta lembaga-lembaga ksehatan lain, seperti Gavi dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) menciptakan skema COVAX. Skema ini memungkinkan penyediaan akses yang merata untuk diagnosis, perawatan, dan vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia. COVAX bahkan menargetkan 2 miliar distribusi vaksin ke negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. Bagi negara-negara yang tidak mampu membeli vaksin Covid-19, COVAX menyediakan vaksin gratis melalui skema Gavi COVAX Advanced Market Commitment (AMC). Sumber pendanaan vaksin gratis ini berasal dari Official Development Assistance (ODA) atau aliran bantuan untuk negara-negara berkembang dan juga kontribusi sektor swasta dan filantropis. Indonesia sendiri telah memanfaatkan skema ini dengan memesan 54 juta vaksin.

 

Ke depannya, kita tentu berharap skema COVAX ini bisa menjadi angin segar bagi negara kita dalam mewujudkan pemerataan distribusi vaksinasi agar segera mencapai herd immunity. Saat ini saja, penduduk Indonesia yang telah divaksinasi baru sekitar 20% -- masih baru seperempat dari target terbentuknya herd immunity, yaitu sekitar 70% penduduk yang sudah divaksin. Angka ini tentu masih sangat jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang lebih dari setengah penduduknya telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Di hari ulang tahun (HUT) Indonesia yang ke-76 ini, marilah kita sama-sama berdoa supaya ini adalah tahun terakhir pandemi Covid-19 agar kita semua bebas melakukan apa yang seharusnya menjadi hak kita, yaitu hak untuk bernapas dan hak untuk bertugas.

 

Referensi:

covid19.go.id. (n.d.). Peta Sebaran. https://covid19.go.id/peta-sebaran.       

covid19.go.id. (2021, 1 July). Inilah aturan lengkap PPKM Darurat (3 - 20 Juli 2021). https://covid19.go.id/p/masyarakat-umum/inilah-aturan-lengkap-ppkm-darurat-3-20-juli-2021. 

Foucault, M. (1978). The history of sexuality, volume one: An introduction. London: Allen Lane.  

World Health Organization. (n.d.). COVAX: Working for global equitable access to COVID-19 vaccines. https://www.who.int/initiatives/act-accelerator/covax.  

0 Comments