Pada hari Sabtu, 30 Oktober 2021, CENTRIUS berkolaborasi dengan Pusat Studi ASEAN (PSA) Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang menyelenggarakan acara bertajuk Halo ASEAN 3: Seminar Nasional dan Short Course Political Roleplay on the Palestinian Crisis. Aktivitas ini terlaksana di Gedung Rektorat Unipdu, Jombang.
Acara dibuka oleh rangkaian sambutan dari Ahmad Haibat Kannaby, M.Hub.Int. (Direktur Pusat Studi ASEAN), Dias Pabyantara (Direktur Centrius), Prof. Dr. Ahmad Zahro (Rektor Unipdu), serta Drs. KH. Zaimudin Wijaya As’ad (Ketua Yayasan Darul Ulum). Acara ini adalah kolaborasi pertama antara Pusat Studi ASEAN dengan Centrius. Tergelarnya acara ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memberikan informasi lebih dalam tentang isu konflik Palestina-Israel yang kerap menjadi topik pembahasan di Indonesia.
Seminar yang dilaksanakan secara hybrid daring-luring ini diisi oleh dua orang pembicara, pertama adalah I Gusti Agung Wesaka Puja, Executive Director of the ASEAN-IPR, dengan paparan tentang politik luar negeri Indonesia. Dalam materinya, beliau mengajak peserta seminar untuk mengubah fokus dari “part of the problem” menjadi “part of the solution” dalam politik luar negeri Indonesia. Hal ini, menurutnya, karena kebijakan luar negeri adalah sesuatu yang dimulai dari dalam negeri.
Narasumber: Ayub Mirdad (REDI - Unair), Wesaka Puja (ASEAN-IPR) |
Kemudian, pembicara kedua adalah Dr. Ayub Mirdad, penstudi Hubungan Internasional dari Afghanistan sekaligus tenaga pengajar di Universitas Airlangga serta peneliti pada Regional Economic Development Institute (REDI). Dalam sesinya, Ayub memaparkan cara memahami krisis Palestina melalui pendekatan regional. Menurut Ayub, kita tak dapat melepaskan konteks sejarah dalam memahami konflik ini. Ini karena area yang kini disebut sebagai Timur Tengah pada awalnya tidak lepas dari perseteruan antara kekuatan-kekuatan Eropa di masa lampau. Selain itu kita juga perlu melihat dinamika politik domestik di dalamnya.
Ketua Yayasan Darul Ulum, Drs. KH. Zaimudin Wijaya As’ad, menyambut baik topik yang dibahas dalam seminar ini. Pada sambutannya, Zaimudin menyatakan bahwa isu Palestina-Israel kerapkali ditarik di luar proporsinya, sehingga masyarakat pun kesulitan memahaminya dengan jernih. Ia menekankan pentingnya untuk memahami isu Palestina-Israel lebih dari aspek keagamaan, termasuk lewat sudut pandang geopolitik dan kependudukan. Menurutnya, sangatlah berbahaya orang yang bertindak atau melangkah tanpa didasari ilmu dan pemahaman yang cukup atas langkahnya itu.
Peserta Workshop Simulasi Politik Internasional |
Setelah seminar nasional terlaksana, acara dilanjutkan dengan simulasi politik internasional yang melibatkan mahasiswa Unipdu. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk menyelami isu Palestina-Israel dengan memerankan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Tujuan simulasi ini dibuat adalah agar peserta dapat memahami isu internasional secara objektif, menangkap pergeseran isu internasional yang cepat dan seringkali tidak terduga.
Publikasi dan pemberitaan dapat diakses pada tautan berikut:
0 Comments